Saya tidak ingin menakut-nakuti, tapi situasi memang tampak tidak baik bagi kita umat manusia. Saya bicara dalam konteks kerusakan lingkungan dan krisis iklim. Kalau ada yang masih ingat, dulu istilahnya sekedar perubahan iklim (Climate Change), di suatu titik para pakar dan aktivis lingkungan dunia menyepakati perubahan istilah yang digunakan, dari sekedar Perubahan Iklim menjadi Krisis Iklim. Saya sendiri tidak tau perubahan ini berdampak atau ngga, tapi kok sepertinya ngga ada perubahan signifikan yang dilakukan kita semua – terutama oleh pemimpin dunia dan para tokoh bisnis, yang punya dampak sangat besar terhadap masalah ini. Semua berjalan seperti biasa, business as usual.
Kalau ada yang masih ingat, saya dan keluarga besar Semi Palar sempat melibatkan diri dalam satu even global. Keterlibatan ini menjadi satu momen yang harapannya membuat kita semua sadar bahwa kita semua sedang terancam karena lingkungan hidup yang semakin rusak. Event itu diinisiasi 350.org. Barusan saya cek, situs web ini masih ada, silakan klik gambar di bawah ini untuk mengaksesnya.
Foto-foto waktu kita melaksanakan kegiatan ini di amphiteater juga masih ada – waktu itu tahun 2009, berarti sudah 13 tahun silam. Posting ini juga masih tersimpan di situs web Semi Palar yang pertama, di blogspot (klik di sini untuk melihat posting ini)
Mewakili apakah angka 350 itu? Angka itu dijadikan ikon di mana angka konsentrasi CO2 di atmosfir sudah mencapai ambang batas aman bagi kehidupan di muka bumi yaitu 350ppm (parts per million). Seingat saya waktu itu, konsentrasi CO2 di tahun itu (2009) mencapai angka 329ppm. Karenanya 350.org membuat gerakan global yang berusaha menyadarkan manusia bahwa kita semua sedang merusak tempat hidup kita sendiri dengan segala gaya hidup yang saat ini kita jalani.
Lalu di tahun 2022 ini berapa angka konsentrasi CO2 di atmosfir bumi? Angka sekarang ternyata sudah mencapai lebih dari 420ppm. Tidak heran iklim di bumi kita ini semakin tidak terprediksi. Mengerikan.
Sebetulnya ini hanya salah satu indikator. Ada yang disebut planetary thresholds. Ada sembilan planetary threshold, indikator yang menandakan sejauh mana krisis lingkungan ini sudah terjadi. Yang mengerikan, di tahun 2022 ini kabarnya sudah enam planetary thresholds yang terlampaui.
Duh ngeri. Cerita tentang planetary boundaries ada di sini. Pengen nulis lebih banyak tentang ini, tapi kembali ke judul di atas, do we still have a chance? Ini pertanyaan besar dalam benak saya. Sampai jumpa di esai selanjutnya.
Diposting upang dan diadaptasi dari Atomic Essay Semi Palar : AES345 Do We (Still) Have a Chance?