menghadapi titik-titik terendah kita

Tentunya ada waktu-waktu saat kita merasa di titik terendah… kita kehilangan semangat, kehilangan arah, kehilangan harapan… atau sekedar merasa letih, merasa jenuh.

Kita yang pernah melakukan sebentuk perjalanan panjang, misalnya mendaki gunung, bersepeda jarak jauh, long march atau semacam itu, pasti mengalami bahwa di dalam perjalanan tersebut ada titik-titik yang paling melelahkan, menjemukan, menyakitkan… titik di mana kita berpikir untuk berpaling, berbalik arah… berhenti… menyerah…

Sekitar dua minggu yang lalu saya mengalami ada di titik itu, kondisi badan sedang tidak sehat, dan entah kenapa semua seakan sedang tidak beres. Energi sedang di titik terendah.

Dalam refleksi dan momen-momen perenungan saya, muncul kesadaran bahwa bagaimanapun perjalanan saya mengawal Semi Palar — yang mengisi keseharian saya secara intens sudah cukup panjang. Lebih panjang dari proses apapun yang pernah saya tekuni… lebih panjang dari studi saya, pekerjaan saya dulu sebagai arsitek, menjadi dosen, berkomunitas di Trimatra Center. Dengan pengecualian pernikahan saya, Semi Palar adalah satu proses terpanjang yang sampai hari ini saya tekuni. 11 tahun dengan intensitas tinggi, nyaris tanpa henti, membangun Semi Palar dari sekedar angan-angan hingga sekarang sudah tampak wujudnya dan berdenyut dengan segala dinamikanya hari ini.

Belum lama ini saya jumpa seorang yang saya anggap guru, kang Wawan Husein, yang berbincang dan entah kenapa mengingatkan saya begini… :”Andy, jangan lupa ON – OFF” Itu penting banget! Dengan gaya bicaranya yang khas.

Wah jangan-jangan ini yang sedang saya butuhkan. Mengambil jarak, masuk dalam jeda supaya saya bisa mengamati apa yang sedang terjadi secara obyektif. Entah kenapa, kesempatan itu belum kunjung tiba. Atau mungkin juga saya yang belum cukup berani mengambil keputusan itu… untuk berhenti sejenak, mengambil jeda…

Kalau direnungkan, Semi Palar memang bukan olahan yang sederhana. Bukan jalan yang mudah. Tidak ada patronnya… Saya dan para kakak masuk pada satu olahan yang berpijak pada keyakinan bahwa ini yang semestinya dijalani sebagai sebuah proses pendidikan yang bermakna. Untuk apa, tentunya untuk anak-anak kita di masa depan. Untuk kehidupan yang akan lanjut diestafetkan oleh anak-anak kita. Kehidupan yang sampai di titik ini saya hayati sebagai sangat sakral, karenanya dihidupi dalam sebuah kesadaran – keyakinan bahwa hidup bukan sekedar hidup tanpa tujuan. The purpose of life is life of purpose. Didasari oleh kesadaran-kesadaran kita. Salah satu yang mendasar adalah kesadaran bahwa Tuhan punya maksud menghadirkan kita di alam semesta ini… ada peran yang harus dijalankan – setelah kita memetakan di mana peran kita sesungguhnya.

robert frost
Setiap perjalanan termasuk perjalanan kehidupan selalu membawa dinamikanya tersendiri. Keyakinan bahwa arah yang ditempuh adalah jalan yang menuju arah yang kita tuju – menjadi penting. Apalagi kalau kita memilih jalan yang sepi… bukan jalan yang banyak jadi pilihan orang-orang lain. Jalan yang punya banyak tantangan dan menuntut keyakinan kita bahwa jalan yang kita tuju memang menuju arah yang kita bayangkan. Persis seperti apa yang diungkap Robert Frost lewat kata-katanya di atas ini.

Akhirnya apa yang disebut sense of purpose jadi menentukan apakah kita punya pegangan / keyakinan untuk terus melangkahkan kaki kita ke tujuan-tujuan kita.

Saat kita merasa ada di titik-titik terendah, justru di situlah kita perlu meyakinkan diri bahwa kita tidak boleh berhenti.

Di titik ini juga saya merefleksikan diri bahwa sayapun sebagai yang mengawali dan merintis Semi Palar dengan segala motivasi yang dulu saya punyai mengalami titik-titik seperti ini. Tentunya rekan-rekan lain, para kakak yang bergabung dengan motivasi yang berbeda, situasi seperti ini bisa jadi lebih mudah dihadapi…

Di bawah ini ada video motivasi yang saya temukan… yang kebetulan beresonansi kuat dengan apa yang sedang saya rasakan. Sepertinya orang yang membuat video ini seakan sedang bicara langsung kepada saya. Video ini juga yang membangkitkan semangat saya lagi.

Catatan reflektif dan video ini saya simpan di sini dengan harapan suatu saat bisa bermanfaat juga buat rekan-rekan seperjuangan saya di Semi Palar. Kakak-kakak yang memilih untuk jadi teman seperjalanan dengan saya. Harapannya ada mimpi dan visi yang sama di dalam keyakinan mereka. Ada tujuan yang hendak dicapai lewat segala tantangan dan kesulitan yang dihadapi. Karena hanya itulah yang akan membuat kita terus melangkah dan melalui titik-titik terendah kita.

Namaste _/\_

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s