Kurang lebih dua tahun yang lalu, kurang lebih saat berpikir pindah ke wordpress, saya sempat menemukan medium.com. Satu platform penulisan yang baru saat itu. Sudah sempat buka account – tapi setelah beberapa waktu mengikuti, saya merasa Medium bukan platform yang cocok untuk saya. Tidak lama saya menghapus aplikasi Medium dari gawai saya dan melanjutkan blog saya di WordPress.
Waktu berjalan sampai beberapa bulan yang lalu, seorang kerabat, Hendra menyebut-nyebut kembali platform ini untuk disarankan kepada Rico. Dari situ saya mencoba melihat kembali bagaimana Medium sudah berkembang. Ternyata sangat menarik. Medium ternyata bukan sekedar sebuah blogging platform, lebih tepatnya sebuah komunitas penulis. Ada sebuah kultur yang saya lihat di sana bahwa sesama penulis punya komitmen untuk membangun teman2nya untuk jadi penulis yang lebih baik. Memberikan komen, claps (pengganti likes) dan saling mengapresiasi.
Bagian comment saya lihat sangat hidup, dan menarik mengamati bagaimana para Medium writers berinteraksi dan saling mengapresiasi. Yang menjadi berbeda dan cukup menantang buat kita orang Indonesia – karena komunitas ini komunitas yang sangat internasional adalah bahwa bahasa yang umumnya digunakan adalah bahasa Inggris.
Yang juga berbeda adalah bahwa untuk setiap blogpost di Medium, kita hanya diperkenankan memberikan lima buat hashtag (tagar). Jadi kita harus berpikir ekstra keras untuk memberikan identitas tulisan kita sebetulnya berbicara tentang topik apa. Kelebihannya kita lebih mudah juga menemukan bagaimana minat / ketertarikan kita berimpitan dengan minat / ketertarikan sesama penulis di Medium.
Sejauh ini saya sudah sempat menuliskan beberapa posting di medium. Sempat juga berkenalan, mem-follow dan berinteraksi dengan beberapa penulis medium. WordPress buat saya isinya tulisan2 yang lebih reflektif / lebih pribadi, konteksnya lebih sempit. Medium saya jadikan ruang menulis untuk topik2 yang lebih luas yang mungkin nyambung juga buat siapapun yang mungkin tertarik dengan tulisan saya. Semakin banyak berinteraksi, memang semakin besar kemungkinan kita bisa belajar banyak dari rekan-rekan kita dan (mudah-mudahan) semakin produktif juga di Medium.
Memang menulis dalam bahasa Inggris buat saya perlu usaha ekstra keras. Menulis di wordpress saja belum bisa dijaga konsistensinya, tapi bagi saya setidaknya ada ruang baru untuk gagasan penulisan yang berbeda juga. Mudah2an hal ini bisa membantu…
Salam literasi 🙂